Anda memiliki berat
badan yang kurang ideal atau berat badan yang berlebihan, tentu saja itu
membuat anda kurang nyaman dan bisa menyebabkan anda menjadi kurang percaya
diri, anda berminat untuk menurunkan berat badan, pada Penelitian di Harvard menunjukkan rutin
mandi air dingin bisa menurunkan berat badan. Suhu dingin dinilai bisa
meningkatkan aktivitas lemak tubuh yang dapat membakar energi.
"Pada orang yang menghabiskan 10 hari berturut-turut mandi
air dingin secara signifikan memiliki aktivitas lemak yang tinggi. Hal ini
berkaitan dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah," tulis studi yang
diterbitkan di New England Journal of Medicine.
Dilansir Womenshealthmag, ahli obesitas dan berat badan di HSHS Medical Group,
Nitin Kumar MD menjelaskan tubuh menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk lemak
putih.
Lemak putih ini banyak ditemukan pada orang dewasa dan tubuh juga memiliki
lemak cokelat yang banyak ditemui pada bayi. Seiring bertambahnya usia, tingkat
lemak cokelat akan menurun hingga menjadi mesin penghasil kalori.
"Dalam hal ini, air dingin mampu mengaktifkan lemak cokelat. Namun Anda
harus menghabiskan banyak waktu untuk mandi di air dingin untuk mendapatkan
sedikit manfaatnya," jelas Kumar.
Sementara, untuk durasi waktu mandi air dingin, penelitian yang diterbitkan
Journal of Clinical Investigation menunjukkan, orang-orang yang menghabiskan
dua jam per hari mandi dalam suhu 18 derajat celsius akan kehilangan satu hinga
dua pon selama enam minggu.
Sayang, dokter kesehatan keluarga bersertifikat, American Board of Obesity
Medicine sekaligus penulis The Fat Loss Prescription, Spencer Nadolsky MD tidak
menyarankan cara ini lantaran para ahli belum melihat keberhasilan menurunkan
berat badan dengan mandi air dingin.
"Bagaimana pun, jika Anda ingin mencobanya, lakukan maksimal 10-15 menit.
Jika Anda mengalami mati rasa atau kulit menjadi putih pucat atau biru,
keluarlah. Begitu pun bila Anda kesulitan bernapas. Ini mungkin terdengar
ekstrem, tapi cara menurunkan berat badan dengan mandi air dingin dapat memicu
hipotermia," terang Nadolsky.
Written by: Dzulfadhli Aceh
Download RPP, Updated at:
December 19, 2017