Berbagai cara kreatif dilakukan oleh
seorang pria dalam merebut hati pujaannya. Apalagi saat menembak gebetan,
diusahakan agar momen tersebut menjadi momen paling berkesan bagi sang gebetan.
Hal itulah yang menjadi alasan
seorang mahasiwa dari Universitas Halu Oleo dalam menembak gebetan yang telah
lama ia taksir. Tak tanggung-tanggung, ia melakukan proses penembakan tersebut
di tengah lapangan dengan memakai megaphone atau TOA.
Tak butuh waktu lama, aksi mahasiswa
Fisip bernama Arif itu menembak mahasiswi bernama Dian, langsung menyebar di
media sosial. Keberanian Arif melakukan penembakan itu di hadapan ratusan
mahasiswa membuat warganet salut dengannya.
Tapi, tidak semua orang
mengapresiasi usaha pemuda itu. Malahan, Arif sempat dianggap melecehkan simbol
perjuangan mahasiswa karena memakai TOA dalam menembak gebetannya.
Salah satu kecaman datang dari BEM
FIB UHO. Lewat akun Facebook-nya, BEM FIB menegaskan bahwa megaphone sebenarnya
merupakan simbol perjuangan melawan ketidakadilan yang biasa dipakai mahasiswa,
bukannya untuk menembak gebetan.
Dikritik BEM
Menurut admin Facebook BEM FIB UHO,
jika memang Arif seorang yang jantan, seharusnya pemuda itu datang ke orang tua
gadis itu untuk meminta persetujuan mereka. Cukup panjang keluhan yang
disampaikan BEM FIB UHO dalam akun Facebook mereka.
Berikut pernyataan resmi mereka
seperti dikutip dari akun resmi BEM FIB UHO:
Kami mengerti bahwa cinta itu fitrah
memiliki kecenderungan rasa anugerah. Kami paham bahwa jiwa kita haruslah
terisi. Melengkapi ketidaksempurnaan manusia.
Kami paham bahwa semua hal perilaku
kita adalah hak setiap diri kita semua terserah kita.
Tapi jangan begitu caranya bung!
Melukai MEGAPHONE yang selama ini
menjadi simbol perjuangan mahasiswa melawan ketidakadilan!
Tapi jangan norak bung! Menciderai
Almamater yang isi otaknya punya konsep untuk masa depan negeri ini.
Tapi jangan jadi korban sinetron
bung! Merusak tataran dunia kampus. Dunia yang seharusnya menjadi hunian para
akademis. Dunia yang sepantasnya menjadi tempat para generasi kritis dan
solutif. Dunia yang menjadi tempat lahir para pemimpin-pemimpin bangsa.
GENTLE itu datangi orangtuannya!
BERANI itu tinggikan maharnya!
LELAKI itu junjung kehormatannya!
Mahasiswa itu BAPER ketika lihat
generasi hancur!
Mohon maaf atas perbedaan pandangan
ini. Salam Budaya!
Meski dikritik oleh BEM FIB UHO, toh
banyak juga warganet yang mendukung aksi mahasiswa itu. Menurut warganet,
megaphone bukanlah barang eksklusif milik mahasiswa. Buktinya, di tempat lain
seperti di pasar, banyak pedagang yang menggunakan megaphone dalam
mempromosikan dagangan mereka.
Ada pula warganet yang menuduh kalau
admin akun tersebut sebenarnya iri dengan usaha Arif. Toh Arif pun sebenarnya
sedang berjuang, berjuang untuk mendapatkan cinta pujaan hatinya.
Sayangnya, karena aksi penembakan
itu melebar ke mana-mana, tak dijelaskan bagaimana akhir dari momen penembakan
tersebut. Tak jelas apakah wanita itu menerima atau menolak pernyataan cinta
Arif.
Written by: Dzulfadhli Aceh
Download RPP, Updated at:
December 19, 2017