Kali ini kita akan membahas bagaimana caranya kita yakin dalam mejual property sehingga dengan kepercayaan diri dalam menjual kita bisa mendapatkan gol dari proses kita. Belief mengandung arti keyakinan, keyakinan mampu menjual bagi seorang yang bernama tenaga marketing. Tanpa belief seorang marketing akan bekerja tidak semangat apalagi jika menemui hambatan.
Mereka bersikap ogah-ogahan dalam melayani klien, lebih dahulu timbul prasangka bahwa orang yang datang tidak akan membeli, sehingga mereka melayani konsumen secara asal jadi dan menganggap pekerjaan hanya sebagai rutinitas. Tidak ada passion disitu, yang ada hanya mejalankan tugas.
Padahal jika makhluk yang bernama keyakinan itu ada dalam benak seorang tenaga marketing alangkah gampangnya memasarkan properti itu. Sebabnya, kondisi riil tentang kebutuhan hunian yang konon masih di angka 15 juta rumah.
Suatu angka kebutuhan yang luar biasa. Kononnya lagi bahwa pemenuhan terhadap kebutuhan tempat tinggal tersebut jauh dari cukup.
Karena tahun 2016 kemaren hanya 30% saja dari kebutuhan itu terpenuhi. Artinya masih banyak peluang kita menjualkan properti kepada sebanyak mungkin orang.
Memang angka-angka kebutuhan tersebut adalah untuk perumahan menengah ke bawah atau yang lazim disebut perumahan untuk Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR).
Namun, walaupun tidak untuk ditinggali, orang tetap akan ingin membeli rumah sebagai sarana investasi, contohnya.
Karena investasi di properti tergolong jenis investasi yang aman, karena properti termasuk benda tetap dan amat bernilai di mata bank.
Bank sangat menyukai jaminan hutang berupa properti. Hal ini disebabkan karena nilai properti yang naik terus bahkan kenaikannya di atas suku bunga perbankan, baik dalam bentuk tabungan ataupun dalam bentuk deposito.
Satu lagi kenapa bank sangat menyukai jaminan hutang berupa properti adalah karena kepemilikan properti dijamin undang-undang. Banyak undang-undang yang mengatur tentang kepemilikan properti.
Hal ini menyebabkan bahwa siapapun yang memiliki properti secara sah maka dia berhak memiliki properti tersebut dan mengambil kenikmatan darinya tanpa ada gangguan dari orang lain.
Melihat begitu besarnya backlog kebutuhan rumah untuk masyarakat bawah, maka pemerintah berusaha sekuat tenaga memenuhi kebutuhan tersebut dengan menerbitkan peraturan-peraturan yang menyebabkan masyarakat lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan papannya.
Sehingga dengan adanya peraturan-peraturan tersebut masyarakat lebih mudah memiliki rumah. Diantara peraturan-peraturan tersebut ada yang mereduksi kebutuhan uang muka pembelian rumah sehingga masarakat memiliki rumah cukup menyediakan uang sedikit saja.
Lainnya, bantuan pemerintah adalah pengurangan pajak-pajak dan suku bunga kredit yang dibuat amat rendah sehingga cicilan yang dibayarkan masyarakat sangat rendah. Dengan demikian orang yang memiliki gaji di bawah 5 jutapun bisa memiliki rumah.
Walaupun begitu, usaha pemerintah perlu dukungan dari sektor swasta karena pengembang swastalah yang lebih memiliki kemampuan menyediakan kebutuhan perumahan tersebut.
Penyediaan perumahan merupakan tanggungjawab pemerintah
Pemerintah memang sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan program bertajuk Sejuta Rumah, akan tetapi karena berbagai alasan program tersebut tidak memenuhi target sesuai harapan.
Karena seperti dibahas di awal bahwa pemenuhan target sejuta rumah pertahun masih jauh dari harapan. Oleh karenanya masih banyak peluang bagi Anda jika ingin memasuki bisnis developer properti.
Inilah yang menjadi penyebab bahwa menjual properti tersebut mudah. Karena kebutuhan yang besar!
Ingat kebutuhan rumah pertahun 1 juta rumah!! Wiiiw… kebayang kan seberapa kue yang bisa kamu caplok? Masih sangat banyak peluang yang bisa diraih sebagai marketing properti apalagi bagi dirimu sebagai developer yang sudah pasti juga memainkan peran vital.
Penyebab mudahnya menjual property lainnya adalah karena kononnya lagi orang yang memiliki banyak uang lebih suka berinvestasi di property ketimbang instrument investasi lainnya. Memang kesukaan seseorang untuk berinvestasi di property tidak mutlak, tergantung karakter orangnya.
Orang yang cenderung progresif lebih suka menginvestasikan uangnya pada bisnis yang lebih menantang, bisnis yang fast moving kata orang-orang.
Tapi secara prosentase lebih banyak orang memilih berinvestasi di property, karena nilainya yang cenderung naik seiring perjalanan waktu. Itu hanya salah satu alasan untuk lebih memilik property sebagai alat investasi, masih banyak yang lain.
Ketertarikan si pemilik uang untuk berinvestasi di properti harus dimanfaatkan oleh pemasar property karena itulah tambang emas anda, karena orang yang bernama investorselalu mencari objek investasi yang akan memberikan keuntungan untuk mereka.
Hal ini dimanfaatkan betul oleh banyak developer terutama developer besar, mereka memiliki cara sendiri untuk mengumpulkan pemilik uang dalam suatu entitas bernama investor club.
Mereka sering berkumpul atau dikumpulkan untuk mengadakan gathering tertutup antar member supaya bisa saling bertukar informasi, terutama jika ada proyek yang akan di-launching.
Porsi developer untuk berperan malah lebih besar karena merekalah produsennya, merekalah yang menentukan harga sehingga keuntungan yang akan mereka peroleh tentunya lebih besar dari keuntungan seorang pemasar yang berkutat di angka 2,5 persen atau paling banter 3 persen. Angka ini pun hanya untuk marketing lepas, bagi tenaga inhouse marketing lain lagi hitungannya tergantung kebijakan developer yang mempekerjakan mereka.
Demikian semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua yang bergelut didunia property.Baca Juga:
Pemasaran adalah ujung tombak dari sebuah bisnis, termasuk juga bisnis property, sebagus apapun anda membangun sebuah proyek property, n...